Friday, August 21, 2015
Pernikahan itu bukan sekedar mengenai cinta, tapi yang utama adalah komitmen.Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang diperbarui hanyalah cinta,bukan komitmen.Pernikahan akan makin berkah jika komitmen makin menguat meski cinta menurun bahkan lenyap.
Cinta itu wilayah rasa. Sementara komitmen wilayah logika.Rasa boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan.Logika memahami bahwa pernikahan adalah taqdir. Dan menjalaninya dengan syukur dan sabar adalah Ibadah.Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana komitmen kita dengan Allah.Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai 'ikatan yg kokoh' .
Allah pengikat jiwa antar pasutri (Pasangan Suami Istri).Sehingga rayuan mesra kepada istri pun tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika hubungan kepada Allah tak dipelihara.
Penyelesaian utama pada saat konflik pernikahan adalah penyelesaian komitmen, bukan cinta. Sebab cinta tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen bisa dikuatkan.Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah adalah janji kepada Allah untuk memuliakan istri dan anak. Kelak akan ditagih.
Bertahan dalam sebuah pernikahan meski tanpa cinta tapi karena komitmen saat akad menunjukkan integritas lelaki sholih.Penguatan komitmen pernikahan dimulai dari penguatan syahadah dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah SWT .Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan cinta dan syahwat. Tapi implementasi dari syahadah yakni ibadah.
Pernikahan yang tak ada aktivitas ibadah di dalamnya, lebih tepat disebut perkawinan. Kambing, kerbau dan sejenisnya juga bisa melakukannya.Itulah kenapa jika sekedar untuk 'kawin' maka pernikahan tidak butuh komitmen tapi obat kuat dan minuman suplemen.
Dalam pernikahan yang tidak didasari komitmen namun mengagungkan cinta maka tampilan fisik itu paling utama. Wajar, Rasulullah menjadikan faktor agama sebagai yang utama dalam merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yang siap berkomitmen.
Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada penguatan aqidah sebaga fondasi perbaruan komitmen. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin menguat. Sebab cinta adalah makhluk Allah yang hadir atas perintah dari-Nya.
Jika ‘terpaksa’ berpisah adalah konsekuensi dari aqidah. Bukan karena cinta yang pupus sudah. Sebab takkan berkumpul dalam sebuah rumah antara ahlul ibadah dengan ahlul ma’siyah.
Demikian kultweet dari Ustad @ajobendri saya salin di blog ini sebagai pengingat diri sendiri dan semoga bermanfaat untuk anda.
Semoga rumah tangga kita senantiasa diikat karena Allah bukan atas paras cantik dan sebab kemewahan dunia..
Bagikan di Facebook
Bagikan di Twitter
Menikah, Jangan Hanya Sekedar Cinta
Pernikahan itu bukan sekedar mengenai cinta, tapi yang utama adalah komitmen.Betapa banyak pernikahan yang rusak karena yang diperbarui hanyalah cinta,bukan komitmen.Pernikahan akan makin berkah jika komitmen makin menguat meski cinta menurun bahkan lenyap.
Cinta itu wilayah rasa. Sementara komitmen wilayah logika.Rasa boleh berkurang namun logika harus selalu menguat dalam pernikahan.Logika memahami bahwa pernikahan adalah taqdir. Dan menjalaninya dengan syukur dan sabar adalah Ibadah.Komitmen kita dalam pernikahan diukur sejauh mana komitmen kita dengan Allah.Sebab akad nikah dan syahadah sama-sama dikenal sebagai 'ikatan yg kokoh' .
Allah pengikat jiwa antar pasutri (Pasangan Suami Istri).Sehingga rayuan mesra kepada istri pun tak bisa menjaga keutuhan pernikahan jika hubungan kepada Allah tak dipelihara.
Penyelesaian utama pada saat konflik pernikahan adalah penyelesaian komitmen, bukan cinta. Sebab cinta tak bisa dipaksakan. Tapi komitmen bisa dikuatkan.Perbaikan komitmen pernikahan yakni menyadari bahwa akad nikah adalah janji kepada Allah untuk memuliakan istri dan anak. Kelak akan ditagih.
Bertahan dalam sebuah pernikahan meski tanpa cinta tapi karena komitmen saat akad menunjukkan integritas lelaki sholih.Penguatan komitmen pernikahan dimulai dari penguatan syahadah dengan ibadah kepada pemilik hati yakni Allah SWT .Sebab pernikahan bukan sekedar pelampiasan cinta dan syahwat. Tapi implementasi dari syahadah yakni ibadah.
Pernikahan yang tak ada aktivitas ibadah di dalamnya, lebih tepat disebut perkawinan. Kambing, kerbau dan sejenisnya juga bisa melakukannya.Itulah kenapa jika sekedar untuk 'kawin' maka pernikahan tidak butuh komitmen tapi obat kuat dan minuman suplemen.
Dalam pernikahan yang tidak didasari komitmen namun mengagungkan cinta maka tampilan fisik itu paling utama. Wajar, Rasulullah menjadikan faktor agama sebagai yang utama dalam merencanakan pernikahan. Sebab hanya orang-orang beragama yang siap berkomitmen.
Maka saat konflik rumah tangga melanda, tak perlu cari seribu satu cara untuk tumbuhkan cinta. Fokuslah kepada penguatan aqidah sebaga fondasi perbaruan komitmen. Cinta akan terajak dan makin tumbuh tatkala komitmen makin menguat. Sebab cinta adalah makhluk Allah yang hadir atas perintah dari-Nya.
Jika ‘terpaksa’ berpisah adalah konsekuensi dari aqidah. Bukan karena cinta yang pupus sudah. Sebab takkan berkumpul dalam sebuah rumah antara ahlul ibadah dengan ahlul ma’siyah.
Demikian kultweet dari Ustad @ajobendri saya salin di blog ini sebagai pengingat diri sendiri dan semoga bermanfaat untuk anda.
Semoga rumah tangga kita senantiasa diikat karena Allah bukan atas paras cantik dan sebab kemewahan dunia..
Bagikan di Facebook
Bagikan diTwitter
Bagikan di Google+
Related with : Menikah, Jangan Hanya Sekedar Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)